Gelar PKD dan Diklatsar: Kader Ansor-Banser Harus Jadi Penjaga Toleransi dan Pemersatu Masyarakat Majemuk

Sorbanpatko.com, Pati — Sebanyak 99 kader muda Nahdlatul Ulama (NU) resmi mengikuti kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) dan Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) yang digelar mulai sore hari, 18 hingga 21 Juli 2025 di SMK Tiara, Desa Kedungbulus, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati.

PKD dan Diklatsar kali ini merupakan gabungan dari Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Se-Korwil I, yakni Kecamatan Tlogowungu, Gembong, Margorejo dan Pati.

Kegiatan ini dibuka dengan pembacaan basmalah dan Surat Al-Fatihah yang dihadiahkan untuk para muassis NU, serta ditandai dengan pukulan genderang oleh Ketua PC GP Ansor Pati, H. Abdullah Syafiq, sebagai simbol dimulainya proses kaderisasi.

Sebelum memulai arahannya, Gus Syafiq menyapa peserta dengan hangat dan langsung melemparkan sebuah pertanyaan penting. “Jenengan semuanya sudah izin kepada orang tua? Sudah pamit sama istri atau keluarga?” Pertanyaan itu disambut dengan anggukan dan jawaban serentak dari peserta.

Ia kemudian menegaskan bahwa rida orang tua dan keluarga adalah kunci utama keberkahan dalam menjalani proses kaderisasi di jalan Ansor dan Banser.

“Kalau sudah dapat restu, insya Allah perjalanan ini akan menjadi berkah dan bernilai ibadah,” ujarnya.

Dalam arahannya, Gus Syafiq menekankan bahwa keikutsertaan dalam Ansor dan Banser bukan sekadar formalitas atau ajang adu kegagahan memakai seragam, melainkan bentuk kesungguhan hati untuk berkhidmah kepada NU dan bangsa.

“Kalau hanya ingin nyaman, lebih baik duduk di rumah bersama keluarga. Tapi ketika bicara Ansor dan NU, ini soal niat tabarruk. Kalau tidak bisa berjuang sepenuhnya, gandul saja sarunge kiai,” ucapnya di hadapan peserta.

Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa Ansor-Banser harus memiliki tekad kuat, mental tangguh, dan semangat yang tidak mudah patah.

"Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari sudah pernah menyampaikan, barang siapa merawat NU maka aku daku sebagai santriku. Maka benar-benar niatkan diri bertabarruk kepada Nahdlatul Ulama (NU)," imbuhnya.

Gus Syafiq juga menegaskan bahwa kader Ansor-Banser juga dituntut menjadi sosok yang menjaga kerukunan dan membawa pesan Islam yang ramah di tengah masyarakat yang majemuk.

“Tugas kita bukan hanya menjaga barisan, tapi juga menjaga kedamaian. Kedepankan toleransi. Karena Ansor dan Banser bukan milik satu golongan, tapi penjaga nilai-nilai yang diwariskan para ulama untuk semua umat,” tegasnya.

Turut hadir dalam pembukaan tersebut jajaran PC GP Ansor Kabupaten Pati, Ketua MWCNU Korwil I (Kecamatan Tlogowungu, Gembong, Margorejo dan Pati), Ketua Banom NU Se Korwil I, Forkopimcam Korwil I, dan Kepala KUA Se Korwil I.

Perwakilan Pemerintah Kecamatan Gembong yang diwakili oleh Sekcam Gembong mengingatkan bahwa kaderisasi ini bukan sekadar latihan, tetapi investasi jangka panjang untuk bangsa.

“Apa yang Anda dapati nanti bukan hanya untuk diri sendiri. Ke depan, ilmu dan nilai-nilai yang Anda bawa akan menentukan bagaimana bangsa ini berdiri—apakah kokoh, atau rapuh. Maka jadilah kader yang bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa,” ujarnya.

Setelah apel pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi di kelas dan praktik lapangan hingga dua hari kedepan. Seluruh rangkaian kegiatan pembukaan PKD dan Diklatsar ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh KH. Sholihin.

0 Comments